satutv | Nonton Streaming Bola Gratis

Nonton Streaming Bola Gratis

Sisi Buas Harry Kane yang Dinanti Inggris

Pada tahun 1966 silam, kesebelasan nasional Inggris menulis sejarah dengan terbit sebagai kampiun Piala Dunia yang diadakan di negeri sendiri. Kisah kepahlawanan Geoff Hurst yang buat trigol di partai puncak bahkan masih terngiang-ngiang hingga kini.

Selepas momen legendaris itu, bahwasannya Inggris tak pernah kehabisan stok pesepak bola papan atas. Dimulai semenjak zaman Kevin Keegan, Bryan Robson, Gary Lineker, Alan Shearer, David Beckham, hingga Wayne Rooney.

Berbekal kualitas skuat mumpuni tersebut, The Three Lions pun sering diunggulkan bikin memenangi turnamen-turnamen mayor yang mereka ikuti. Namun nahas, performa Inggris malah tak pernah mengisi ekspektasi. Catatan finis terbaik yang mampu mereka ukir ialah semifinal di Piala Dunia 1990 serta Piala Eropa 1996. Sisanya? Menyedihkan!

Sejumlah pihak pun mengaku bahwa media-media Inggris gemar melebih-lebihkan keterampilan timnasnya meski kekuatan yang mereka punyai, aslinya jauh dari kata ideal. Sudah menjadi rahasia umum bila selama ini, The Three Lions acapkali diayun dengan liputan media yang sialnya, buat performa mereka bak layangan putus ketika merumput.

Era demi era silih berganti, tapi asa untuk menonton Inggris beroleh trofi juara masih menyala, tak terkecuali di Piala Dunia 2018 yang bakal berlangsung sejumlah hari lagi. Untuk negeri yang punya liga sangat glamor sejagad raya ini, sandaran utama untuk meraih prestasi terdapat di pundak penyerang Tottenham Hotspur sekaligus kapten timnas, Harry Kane.

Baru berusia 24 tahun, sosok kelahiran Walthamstow ini menunjukkan kualitas yang sungguh ciamik sebagai juru gedor. Dalam kurun empat musim pamungkas membela The Lilywhites, Kane belum sekalipun tidak berhasil menyarangkan gol tidak cukup dari 20 buah di Liga Primer Inggris.

Menengok ketajamannya tersebut, lumrah bila sebanyak tim papan atas di Liga Primer Inggris atau bahkan luar negeri, membubuhkan atensi lebih dan sangat hendak membajaknya dari Tottenham.

Di samping menawarkan upah bernominal selangit, klub-klub tersebut juga menggoda Kane berupa raihan titel juara, sebuah hal yang dirasakan mayoritas orang, susah ia peroleh bila tetap membela sisi putih dari London Utara. Hingga detik ini, Kane memang belum pernah mengecup manisnya gelar bersama The Lilywhites.

Bergeser ke timnas, aksi-aksi menawan Kane begitu sulit dilalaikan oleh semua pembesut The Three Lions. Piala Eropa 2016 di Prancis jadi debut perdananya bersama Inggris di turnamen internasional. Oleh Roy Hodgson, dirinya bahkan didapuk sebagai ujung tombak utama tim.

Namun harapan untuk menyaksikan ledakan Kane seperti ketika berbaju Tottenham, malah tak terjadi. Senantiasa dimainkan, tak terdapat satu biji gol juga yang sukses ia jaringkan ke gawang lawan. Alhasil, laju Inggris di Piala Eropa 2016 selesai prematur, gugur pada fase 16 besar.

Sekarang, di bawah arahan Gareth Southgate, Inggris tetap bertumpu untuk Kane buat memenuhi lini serang di Piala Dunia 2018. Harapannya jelas sekali, sang striker dapat membalas kepercayaan tersebut secara paripurna sampai-sampai The Three Lions benar-benar mengaum layaknya singa, bukan mengeong laksana kucing. Sisi ganas Kane yang haus gol ialah pemandangan yang paling ditunggu-tunggu peminat setia Inggris kala bertempur di Rusia.

Tergabung di Grup G bersama Belgia, Panama, dan Tunisia, kans Inggris demi lolos ke babak berikutnya sungguh tinggi. Apalagi sang lawan terberat, De Rode Duivels, baru bakal mereka jumpai di partai terakhir penyisihan grup. Artinya, The Three Lions dapat mengumpulkan poin maksimal ketika bertemu Les Aigles de Carthage dan Los Canaleros. Guna mewujudkan urusan tersebut, Kane harus bertaji.